IMPLEMENTASI ALGORITMA APRIORI PADA PENYEBAB KEMATIAN BAYI

Writer(s) : Rya Dita Purnama | Ingrid Nurtanio | Elly Warni

Teknik Informatika | Teknik Informatika S1

PDF
Login required to download this file
Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa yang mencerminkan tingkat masalah kesehatan masyarakat dan dapat menggambarkan status kesehatan penduduk secara umum. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah kematian anak usia kurang dari satu tahun. Berdasarkan data dari RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar, RSIA Sitti Fatimah Makassar, RSIA Bahagia, dan RSUD Labuang Baji tahun 2014 s.d 2021, terdapat beberapa indikator penyebab yang menyebabkan kematian pada bayi. Dengan beberapa indikator penyebab kematian tersebut, maka akan dilakukan asosiasi untuk mengetahui keterkaitan antar faktor penyebab pada kematian bayi. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah Data Mining dengan metode Association Rule. Pada penelitian ini algoritma dari metode Association Rule yang diterapkan adalah algortima apriori. Faktor penyebab yang menjadi fitur dalam penelitian ini yaitu sianosis, kelainan kongenital, sepsis, hygroma colli, asfiksia, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), prematur, placenta pravia, RDS (Respiratory Distress Syndrom), dan pendarahan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan algoritma apriori yang diujicobakan pada dataset penyebab kematian pada bayi dari RSIA Sitti Khadijah 1 Muhammadiyah Cabang Makassar, RSIA Sitti Fatimah Makassar, RSIA Bahagia, dan RSUD Labuang Baji tahun 2014 s.d 2021, dengan jumlah data yang diolah sebanyak 969 kejadian, dengan menggunakan nilai minimum support = 0.75 diperoleh panjang kombinasi item yang terbentuk sebanyak 2-itemset. Dari large itemset yang diperoleh proses penemuan aturan asosiasi dilakukan dengan menerapkan minimum confidence = 0.95 maka didapatkan 1 aturan asosiasi. Aturan asosiasi yang didapatkan yaitu jika terjadi kematian bayi akibat Sianosis maka berhubungan dengan penyebab kematian Kelainan Kongenital dengan keyakinan sebesar 95%. Nilai lift ratio pada hasil penelitian ini lebih dari 1, yaitu 1.17 yang menunjukkan bahwa hubungan dari aturan asosiasi bisa dikatakan kuat.