Pengendalian Pendingin Ruangan Dengan Termoelektrik Berbasis Logika Fuzzy

Writer(s) : Kevin Jordi | Christoforus Yohannes | Ingrid Nurtanio

Teknik Informatika | Teknik Informatika S1

PDF
Login required to download this file
Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan pemanasan pada permukaan bumi. Laporan perubahan cuaca dan pemanasan global PBB pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa 2019 menjadi tahun terpanas dalam lima tahun terakhir. Kenaikan suhu tersebut salah satunya disebabkan oleh pemanasan global. Penggunaan pendingin ruangan yang berbahan gas CFC (chlorofluorocarbon) turut andil dalam kerusakan lapisan ozon yang terjadi. Penggunaan gas CFC pun menjadi salah satu penyebab timbulnya efek gas rumah kaca. Berbagai penelitian yang membahas zat refrigerant (pendingin) pengganti CFC ataupun varian lain dari CFC yang lebih ramah lingkungan telah banyak dilakukan untuk dapat mengurangi efek negatif yang ditimbulkan zat pendingin CFC. Termoelektrik merupakan perangkat sirkuit terintegrasi dalam bentuk solid yang menggunakan prinsip termodinamika yang dikenal sebagai efek peltier. Dalam penelitian ini, dilakukan dua bentuk percobaan. Pertama, pengambilan data perubahan suhu, kuat arus, dan daya listrik yang digunakan pada pendingin ruangan konvensional dan pendingin ruangan dengan termoelektrik. Kedua membuat simulasi sistem pengendali pendingin termoelektrik dengan memanfaatkan logika fuzzy sebagai sistem pengendali utamanya. Simulasi berjalan dengan menggunakan metode Mamdani dan deffuzification method Centroid. Masukan dari fuzzy logic berasal dari nilai error dan error change sedangkan keluarannya adalah nilai arus yang akan dialirkan ke blok peltier. Dimana dengan pengendalian fuzzy logic controller dapat mengatur suhu peltier hingga mencapai nilai setpoint dengan nilai error antara suhu referensi dan suhu akhirnya adalah sebesar 1 °C hingga 3,5°C.