SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN AGEN ASURANSI
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS DAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KPM
PRU SPIRIT MAKASSAR)
Writer(s) : Aryanti Kasim | Ingrid Nurtanio | Indrabayu
Teknik Informatika | Teknik Informatika S1
ARYANTI KASIM. Sistem Pendukung Keputusan Agen Asuransi Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan Metode Simple Additive Weighting (Studi Kasus PT. Prudential Life Assurance KPM Pru Spirit Makassar) (dibimbing oleh Dr. Ir. Ingrid Nurtanio, M.T dan Prof. Dr. Ir. Indrabayu S.T, M.T, M.Bus.Sys.,IPM, ASEAN. Eng)
Seorang agen asuransi memiliki tugas untuk memberi nasihat yang baik kepada calon nasabah dan memiliki wawasan tentang polis asuransi. Di PT. Prudential Life Assurance KPM Pru Spirit Makassar biasanya akan memberikan penghargaan bagi seorang agen asuransi terbaik untuk memacu kinerja dan produktifitas seorang agen asuransi.
Untuk mempermudah menentukan agen asuransi terbaik dapat dibuat sebuah sistem pendukung keputusan agar penilaian dapat transparan dan mempermudah dalam proses penentuan agen asuransi terbaik berdasarkan kriteria yang ada di perusahaan asuransi tersebut.Kriteria yang akan digunakan adalah tujuh kriteria yang ditetapkan di PT. Prudential Life Assurance KPM Pru Spirit Makassar yaitu pendapatan baik pribadi maupun promosi, persistency, produksi agen, qualifier, hadir even dan poin promosi.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem informasi yang dimanfaatkan untuk memberikan dukungan dalam proses pengambilan keputusan, baik dalam situasi yang kurang terstruktur maupun situasi yang tidak terstruktur. Metode MCDM dalam SPK yang dapat digunakan pada proses perangkingan dalam penelitian ini yaitu membandingkan dua metode AHP dan metode SAW untuk menentukan metode optimal yang dapat digunakan dalam perangkingan agen asuransi terbaik. AHP adalah metode yang dapat memecahkan suatu masalah yang kompleks tidak terstruktur kedalam beberapa komponen didalam suatu hirarki, sedangkan SAW adalah metode pengambilan keputusan yang sederhana yang dikenal dengan sistem terbobot.
Hasil penelitian menunjukkan dari hasil validasi pemodelan menggunakan
Mean Absolute Error(MAE) dengan perhitungan data uji dan sampel, metode SAW
memiliki kesalahan rata-rata absolut lebih kecil dibandingkan dengan metode AHP
yaitu hasil perbandingan dari SAW dengan data sampel sebesar 0,3, sedangkan
AHP sebesar 2,3. Hal ini berarti metode SAW dapat dikatakan optimal dalam proses
pengambilan keputusan menentukan agen asuransi terbaik dibandingkan metode
AHP.
Keyword(s): Kata Kunci: Agen Asuransi, Sistem Pendukung Keputusan, AHP, SAW
Year : 2022