IMPLEMENTASI MANN KENDALL TREND TEST DALAM ANALISIS DAMPAK FENOMENA ENSO TERHADAP CURAH HUJAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 

Writer(s) : Andi Widad Sucitra | Mukarramah Yusuf | Muhammad Alief Fadhal Imran Oemar

Teknik Informatika | Teknik Informatika S1

PDF
Login required to download this file
Abstract

El Nino Southern Oscillation (ENSO) memberikan dampak yang variatif terhadap curah hujan tergantung pada lokasi geografis. Sehingga, sangat penting untuk memahami sejauh mana El Nino atau La Nina berkontribusi terhadap peristiwa banjir atau kondisi kekeringan di daerah tersebut. Di wilayah seperti Sulawesi Selatan, peningkatan curah hujan yang sering menyebabkan banjir membuat pentingnya melakukan analisis terhadap pengaruh ENSO terhadap tren curah hujan di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi ENSO mempengaruhi pola curah hujan di Sulawesi Selatan. Fokus utama adalah untuk mengetahui seberapa besar korelasi ENSO terhadap tren curah hujan di Sulawesi Selatan, serta mengetahui hubungan antara perubahan ekstrem pada curah hujan dan fenomena ENSO di wilayah ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami pola perubahan iklim, mengidentifikasi risiko bencana yang terkait dengan ENSO, dan menyusun strategi mitigasi yang efektif. Pada penelitian ini, Mann Kendall Trend Test adalah metode yang digunakan untuk menganalisis tren curah hujan pertiga bulan di Sulawesi Selatan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tren naik atau turun, kekuatan dan tingkat signifikansi tren tersebut yang kemudian akan dikorelasikan dengan data ONI melalui korelasi Pearson. Hasilnya akan divisualisasikan dalam peta, untuk lebih memudahkan pemahaman dan interpretasi data. Hasil penelitian ini mengungkapkan variabilitas signifikan di berbagai wilayah dengan korelasi terhadap ENSO yang berbeda-beda. Kota Makassar menunjukkan korelasi negatif terkuat dengan nilai korelasi -0.30, sementara Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Luwu Utara menunjukkan korelasi yang jauh lebih lemah dan kurang konsisten dengan nilai korelasi -8.42 x 10 -4 dan -0.14. Sedangkan Kabupaten Maros menerima dampak yang berbeda dari wilayah lain dengan nilai korelasi yang positif yaitu 0.28. Hasil juga menunjukkan bahwa terkadang perubahan ekstrem dalam curah hujan bisa bertepatan dengan ENSO namun tidak selalu terjadi.