Sistem Pengambilan Keputusan Pengadaan Obat Di RSIA Masyita Menggunakan Metode ARIMA
Writer(s) : Irmansyah Saad | Ingrid Nurtanio
Teknik Informatika | Teknik Informatika S1
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk memberikan pelayanan terbaik seperti yang dimaksud, manajemen apotek harus jeli dalam menganalisa kebutuhan obat yang diperlukan yang dilihat dari data jumlah obat yang telah dihabiskan pada periode sebelumnya. Pengolahan data untuk pengadaan obat terhadap keperluan pasien sulit dilakukan dengan cara yang manual sehingga tidak bisa diprediksi jumlah obat, jenis apa kiranya yang akan dibutuhkan dan berapa banyak jumlahnya. Penelitian ini dilakukan agar dapat membantu penentuan pengadaaan persediaan obat pada rumah sakit. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sistem pengambilan keputusan pengadaan obat di rumah sakit agar dapat membantu untuk mengoptimalkan pengadaan obat pada rumah sakit. Sistem ini dirancang untuk memprediksi jumlah penggunaan obat periode selanjutnya dengan menggunakan metode AutoRegressive Integrated Moving Average atau ARIMA. Dengan mengetahui tingkat penggunaan obat maka manajemen dapat menentukan pola persediaan obat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan obat. Dengan menggunakan metode ARIMA yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman python, sistem yang dibuat mampu melakukan perhitungan prediksi pengadaan obat untuk periode berikutnya. Adapun obat yang digunakan berjumlah 15 obat, yaitu obat Asam Mefenamat, Amoxicilin, Cefadroxil, Paracetamol, Dexamethasone, Zink, Ciprofloxacin, Ibuprofen, Natrium Diklofenak, Ambroxol, Amlodipin, Domperidon, Metronidazole, Ranitidin, dan Acetylsistein. Setiap obat memiliki karakteristik penggunaan dan pola yang berbeda-beda sehingga Model ARIMA yang diperoleh tiap obat juga berbeda-beda. Hasil perhitungan tiap obat didapatkan nilai error terendah yaitu pada obat Paracetamol dengan nilai 6,39% dengan menggunakan Model ARIMA (0,2,0). Sedangkan, nilai error tertinggi pada obat Natrium Diklofenak yaitu 38,78%, dengan menggunakan model ARIMA (3,0,3).
Keyword(s): Obat, Rumah Sakit, ARIMA, Prediksi
Year : 2024